Prediksi Goldman Sachs Economic Research dalam Dreaming with BRIC’s: The Path to 2050 nampaknya akan terwujud. Cina dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 9-10 persen per tahun, yang oleh banyak pakar dilukiskan sebagai bentuk lompatan kuantum dalam pembangunan ekonomi, diprediksi akan menempati peringkat pertama dalam kekuatan perekonomian dunia di tahun 2050.
Konon pada awalnya reformasi ekonomi Cina terinspirasi percepatan pembangunan negara-negara Asia Tenggara pada akhir tahun 70-an. Pada bulan November 1978, Deng Xiao Ping melakukan lawatan bersejarah berturut-turut ke Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura dengan membawa serta rombongan besar. Deng tak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan melakukan diskusi intens dengan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, kampiun kapitalisme Asia, sepanjang lawatan tiga harinya ke Singapura. Sepulangnya Deng telah punya gambaran cetak biru bagi pembangunan ekonomi negaranya yang berpenduduk 1,3 milyar itu.
Model pembangunan yang kemudian ditahbiskan sebagai socialist market economy amat mengandalkan kebijakan industrialisasi pro bisnis dan pro invetasi asing dengan insentif berlapis. Untuk meredam kritik dari dalam negeri dikemaslah program industrialisasi tersebut dalam program eksperimen special economic zones (SEZs) yaitu hanya dalam wilayah-wilayah tertentu, terutama di wilayah perbatasan area-area industri yang sudah lebih dulu berkembang. Baca entri selengkapnya »